MENURUNYA POLITIK PERTANIAN INDONESIA

Sektor pertanian sebagai penyedia hajat hidup orang banyak (pangan) selama beberapa tahun terakhir bagaikan anak tiri. Dukungan terhadap sektor tersebut sangat lemah, termasuk dukungan politik. “Dua dekade setelah bangsa Indonesia berhasil mencapai swasembada beras pada tahun 1984 menjadi titik awal pudarnya politik pertanian Indonesia,” kata mantan Menteri Pertanian, Sjarifudin Baharsjah, terpuruknya pembangunan pertanian Indonesia dewasa ini dapat dikatakan bertolak belakang dengan kondisi periode 1965-1985. Kokohnya pembangunan pertanian dalam dua dekade tersebut antara lain tercermin dari keberhasilan Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 1984.

Namun kini, swasembada komoditas pangan yang sering dikumandangkan dalam dekade terakhir, semakin jauh dari realitas. Produksi beras, jagung, kedelai, gula dan daging dalam negeri sudah tak lagi mampu memenuhi kebutuhan penduduk. Karena itu, impor komoditas pangan tak dapat dihindarkan dan bahkan kini disusul impor buah dan sayuran. lebih menyesalkan lagi, pertumbuhan ekonomi nasional yang dinyatakan berhasil ternyata tidak dapat mengatasi masalah pedesaan. Masyarakat pedesaan dihadapkan pada sempitnya lapangan kerja dan rendahnya pendapatan dari pertanian. Ini bila dibandingkan dengan pendapatan rata-rata nasional, apalagi pendapatan dari sektor industri dan jasa.
Data sensus ekonomi terakhir mengungkapkan bahwa lebih dari lima juta petani dan buruh tani terpaksa ke luar dari pertanian. Sebagian besar dari mereka beralih ke sektor informal di wilayah perkotaan, tanpa jaminan penghasilan yang memadai. Sebagian yang memilih tetap di desa, dihadapkan kepada kenyataan penurunan status dari pemilik menjadi buruh tani di lahan yang sebelumnya mereka kuasai.
Gejala terjadinya alih kepemilikan lahan atau dikenal sebagai land grabbing seakan tak lagi dapat dihindarkan. “Apabila kondisi ini dibiarkan terus berlanjut, kemiskinan akan semakin merajalela di pedesaan yang akan membahayakan ekonomi dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kondisi Indonesia di perburuk lagi oleh lemahnya regenerasi petani, dimana kaum muda tidak lagi melirik untuk turun dan berkecimbung di sektor pertanian,petani yang ada saat ini di dominasi oleh orang tua yang masa produktifitasnya secara usia sudah mulai menurun. Kondisi urgent seperti ini sangat membahanyakan sekali bagi perekonomian Indonesia saat ini, kebijakan pemerintah yang benar-benar mendukung sangat diperlukan, sektor pangan adalah pondasi utama suatu Negara. Indonesia Negara agraris harusnya sektor agraris menjadi tumpuan utamanya.

Sumber : http; www. Sinartani.com
Previous
Next Post »