PROSPEK BUDIDAYA TANAMAN OBAT KELUARGA

PELUANG PENGEMBAGAN TANAMAN OBAT 

  • Sebagai  bahan baku industri obat
  • Pelestarian ekosistem dan plasmanutfah
  • Penggerak sektor ekonomi pedesaan
  • Pemanfaatan sumber daya domestik
  • Penyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan
  • Penghasil devisa Negara

Kebun Tanaman Obat

GEOGRAFIS JAWA TENGAH

Wilayah Jawa Tengah terbentang dengan jarak terjauh dari timur ke barat sepanjang 263 km dan jarak terjauh dari utara ke selatan sepanjang 226 km. Penyebaran ketinggian tempat wilayah Jawa tengah bervariasi dari 0 sampai 1.650 m dpl. dan terdapat beberapa gunung yang mencapai ketinggian di atas 2000 m dpl. Jenis tanah yang mendominansi jenis latosol, aluvial, grumososl dan regosol.  Wilayah Jawa Tengah termasuk daerah tropis yang memliki 2 musim, yakni musim kemarau dan musim hujan. Curah hujan tahunan antara 1.547 – 3.989 mm/ tahun. Jawa Tengah termasuk daerah beriklim basah dengan kelembaban udara rata-rata berkisar 80%; dengan suhu berkisar antara 20,5 – 31,40 C.Sumberdaya Pertanian dikelompokkan ke dalam 6 agroekosistem: lahan sawah irigasi, tadah hujan, lahan kering, lahan pantai, perairan umum, dan perairan laut. Matapencaharian penduduk didominansi oleh pertanian 42,34%, perdagangan 20,91 %, industri 15,71%, dan jasa 10,98%. Dalam kurun waktu 2006-2008 toko-toko jamu tersebar hampir 1.000 desa/kelurahan di Jateng. Kota Semarang merupakan basis terbesar toko jamu, disusul Banyumas, Kudus, Pati , Tegal , Cilacap , dan Kendal (Kompas, 2010).

CARA BUDIDAYA TANAMAN OBAT ?

  1. PENGEMBANGAN SENTRA PRODUKSI
  2. PENGEMBANGAN BENIH / BIBIT
  3. PENANGKAR BENIH/ BIBIT
  4. PEMANFAATAN PAKET TEKNOLOGI
  5. PENINGKATAN SDM
  6. PENGUATAN MODAL KELOMPOK.

    Contoh Tanaman obat.                     
   

PROSPEK PENGEMBANGAN BUDIDAYA OBAT ?
  1. Potensi kekayaan sumber daya alam sebagai sumber bahan baku simplisia.
  2. Tiga puluh ribu jenis flora tumbuh di Indonesia (termasuk Jawa Tengah), 26% telah dibudidayakan, 74% tumbuh liar di hutan.
  3. Secara empiris mempunyai keunggulan baik fisik, kimiawi, maupun biologis.
  4. Peranserta dan dukungan lapisan masyarakat: petani, penjual, pemakai/ konsumen, masyarakat lain yang langsung maupun tidak langsung mendukung pengembangan tumbuhan obat.

FAKTOR PENDUKUNG
v  Tersedia sumber kekayaan alam, juga keanekargaman hayati, dan SDM cukup.
v  Sejarah pengobatan tradisional yang telah dikenal lama oleh nenek moyang .
v  isu back to nature meningkatkan pasar produk herbal
v  Krisis moneter : pengobatan tradisional menjadi pilihan sebagian masyarakat.
v  Kebijakan pemerintah.

KELEMAHAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT
  1. Sumber bahan obat sebagian besar dari pengumpulan tumbuhan liar, belum dibudidayakan.
  2. Industri obat tradisional sebagian besar memperoleh bahan baku dari para pengumpul dan pedagang (penyalur).
  3. Mutu simplisia pada umumnya kurang memenuhi persyaratan yang diperlukan , akibat ketidakmampuan petani dan pengumpul dalam mengolah dan mengelola simplisia secara baik.
  4. Sebagian besar industri obat tradisional belum melakukan bimbingan / pelatihan teknis kepada pengumpul dan petani.
  5. Industri obat tradisional sangat kurang memperhatikan dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian.
  6. Banyak bahan baku obat tradisional belum terstandardisasi.

Contoh tanaman Obat
Kunyit (Curcuma domestica).          
             

PELUANG PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT
v  Sejak terjadi masa krisis , posisi obat tradisional yang berbahan baku nabati mulai bisa sejajar dengan obat-obatan modern di pasaran karena haga relatif murah.
v   Trend kembali ke alam pada negara-negara maju di kawasan Eropa dan Amerika makin mempopulerkan pengobatan dan perawatan kesehatan secara natural , sehingga permintaan bahan nabati meningkat
v  Untuk mengantisipasi permintaan bahan baku nabati oleh negara-negara penghasil produk herbal (Cina dan India), Indonesia daerah cocok untuk pengembangan budidaya tumbuhan obat.
v  Beberapa jenis tanaman tropis yang berkhasiat obat dan banyak digunakan untuk perawatan natural hanya bisa tumbuh di daerah tropis Indonesia

TANTANGAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT
n  Tumbuhan obat sudah mulai sulit ditemukan di habitat aslinya, bahkan beberapa telah langka.
n   Berdasarkan hasil penelitian, produksi simplisia dari tumbuhan obat hasil budidaya masih lebih rendah daripada tumbuhan liar, baik kualitas dan kuantitas
n  Beberapa species tumbuhan obat cukup sulit dibudidaakan secara konvensional.
n  Budidaya tumbuhan obat dan kosmetika sebaiknya dilakukan dengan sistem organik (organic farming).
n  Budidaya tanaman tanpa menerapkan bioteknologi, dikuatirkan dapat merusak gen-gen bermanfaat dalam jangka lama.
n  Pasar tumbuhan obat masih terbatas dan eksklusif, meski permintaan tinggi

BUDIDAYA TANAMANN OBAT SECARA ORGANIK:
  1. Menghindari penggunaan benih/ bibit hasil rekayasa genetik.
  2. Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetik. Pengendalian gulma, hama dan penyakit sebaiknya secara mekanis, biologis dan rotasi tanaman.
  3. Menghindari penggunaan pupuk kimia sintetis dan zat pengatur tumbuh.
Mengkudu /Pace (Morinda citrifolia)
KHASIAT TANAMAN OBAT 
  1. Salam (Eugenia polycantha): daun sbg. Antihipertensi, imunomodulator, dan diabetes
  2. Sambiloto (Andrographis paniculata Ness): diabetes, antiinflamasi, antihipertensi, dan anti mikroba.
  3. Kunyit (Curcuma domestica) bagian rimpang : hepatoprotector, antiinlamasi, dan dyspepsia (gangguan pencernaan)
  4. Temulawak (Curcuma xanthorriza) rimpang: hepatoprotector, antiinflamasi, dan dyspepsia.
  5. Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) daun: menurunkan kolesterol dan diabetes.
  6.  Cabe Jawa (Piper retrofractum) buah sbg. Androgenik dan anabolik.
  7. Mengkudu /Pace (Morinda citrifolia) buah masak: antihipertensi, imunomudulator, diabetes.
  8. Jambu biji (Psidium guajava), daun: obat Demam Berdarah.
  9. Jahe merah (Zingiber officinale), rimpang: antiinflamasi, analgesik dan rheumatik.


Oleh : Bambang Pujiasmanto

Previous
Next Post »