Teori Pengambilan Keputusan Petani


Thing to do
Setiap pengambilan keputusan pada dasarnya selalu ada alternatif, sedangkan pada setiap alternative selalu terdapat resiko sehingga setiap keputusan akan mempunyai bermacam – macam alternatif dengan tingkat resiko sendiri – sendiri. Alternatif dalam membuat keputusan minimal mempunyai dua peristiwa/kejadian yang mana masing-masing dievaluasi sehingga dapat dipilih alternatif yang paling baik bagi suatu usaha. Keputusan dalam kondisi berisiko terjadi apabila tidak ada informasi yang sempurna namun memiliki kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi (Suharyadi & Purwanto, 2003).


Sebelum tindakan memutuskan diambil, diperlukan data dan informasi yang memenuhi syarat, karena sukar dibayangkan bahwa keputusan yang rasional dapat diambil tanpa bantuan informasi. Pengumpulan dan pengolahan informasi biasanya tidak dilakukan sendiri oleh para pengambil keputusan (Siagian, 1995)

Keputusan yang diambil petani akan membawa konsekuensi. Besar kecilnya konsekuensi tergantung pada tingkat kepercayaaan individu petani petani itu sendiri dalam menentukan pernyataan keputusan yang diambil. Dalam pengambilan keputusan memberikan ajaran bahwa criteria penilaian yang tepat adalah kepuasan yang diharapkan atau expect utility dan tindakan yang paling baik yang dipilih adalah memaksimumkan kepuasaan yang diharapkan oleh pembuat keputusan (Soekartawi, 1986).


Rusaknya sumberdaya alam akibat pengusahaan lahan pertanian dalam hal ini lahan sawah yang sangat intensif tersebut dapat membawa bencana bagi generasi selanjutnya. Untuk itu sebagian petani produsen padi sebenarnya telah menyadari dan melaksanakan upaya-upaya guna tetap menjaga kelestarian manfaat sumberdaya alam yang ada. Namun demikian, karena berbagai tuntutan ekonomi, maka pelaksanaannya bervariasi dan mengalami pasang surut dari waktu ke waktu, dari tempat ke tempat dan dari petani ke petani.

Newest
Previous
Next Post »