Produktifitas Tanaman Pangan Dan Perkebunan di Kecamatan Paninggaran

Sektor pertanian menjadi sangat penting dan menjadi prioritas utama pada saat negara dan penduduknya kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan panganya. Ada setatmen dari para pakar ekonomi kita, bahwa suatu Negara akan dapat maju dan lepas dari predikat sebagai negara berkembang saat merubah mampu merubah sistem dari tatanan Negara Agraris menjadi Negara Industri, hal ini memang benar tidak bisa kita pungkiri untuk menjadi maju suatu negara harus bergeser kesektor industrial. Pengembangan dalam bidang industri memiliki peluang yang cukup besar dalam  menopang sektoral pangan. Bidang pertanian mampu dikembangkan menjadi industri  berbasis agraris, karena industri pangan adalah industri utama yang tidak akan pernah hilang maupun tergantikan. 

Berbicara tentang pengembangan bidang pertanian tidak akan lepas dari bagaimana tingkat produktifitas  pangan serta potensi maka disini sedikit saya ulas terkait informasi BP3K 
Kecamatan Paninggaran terkait produktifitas tanaman pangan dan perkebuan yang ada sebagai berikut :

Tanaman Pangan
Padi
Luas tanaman padi dalam 1 (satu) tahun rata-rata 1.913 Ha (tahun 2010). Produksi rata-rata per hektar 3 - 4 ton gabah kering panen. Varietas yang ditanam 80 jenis unggul baru yang dianjurkan, lainnya jenis lokal dataran tinggi (600 meter dpl).Tingkat penerapan teknologi anjuran baru mencapai 60%, penerapan indek pertanaman 2 (dua) kali pertahun, karena sistem pengairan masih besifat sederhana  dan sawah tadah hujan. Produksi padi hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal, sebab luas sawah kurang sebanding dengan jumlah penduduk.

Tanaman Jagung.
Luas tanaman jagung pada tahun 2010 mencapai 1.136 Ha. Pengurangan lahan jagung disebabkan meningkatnya luas cakupan komoditas lain (nilam, tanaman keras dan lain-lain). Produksi rata-rata perhektar 26,5 – 27,5 ton perhektar. Jenis yang ditanam 20% jenis unggul baru, lainnya jenis lokal.
Indek pertanaman 2 (dua) kali / pertahun, yaitu pada bulan Agustus-September dan Maret-April. Lahan pertanaman jagung berada pada lahan sawah tadah hujan dan lahan tegalan tumpang sari dengan tanaman lainnya. Tingkat penerapan teknologi baru mencapai 30%, rendahnya tingkat penerapan teknologi dikarenakan biaya produksi yang besar.

Ketela Pohon
Luas tanaman ketela pohon pada tahun 2010 mancapai 177 Ha, produksi rata-rata perhektar 13-15 ton ubi basah. Lokasi tanaman pada lahan tegalan, tumpang sari dengan tanaman lainnya, pada galengan atau monokultur. Hasil produksi dijual dalam keadaan basah, dibuat tepung untuk mendukung industri kerupuk usek di wilayah kecamatan Paninggaran.
Tingkat penerapan teknologi baru 60%, jenis tanaman yang ditanam varietas Bogor, Lier dan Mentega.

Tanaman Sayuran
Berbagai tanaman sayuran ditanam petani di wilayah binaan BP3K Paninggaran di tahun 2006 antara lain adalah :
 Cabe                          = 17  hektar, produksi = 1,5 – 2   ton/ha
  Tomat                         = 12  hektar, produksi =    3 – 4   ton/ha
   Buncis                       =   8  hektar, produksi =    2 – 3   ton/ha
 Bawang daun           = 30  hektar, produksi =    9 – 10 ton/ha

Tanaman Buah-Buahan
Berbagai macam tanaman buah-buahan dapat tumbuh secara baik di wilayah binaan kecamatan Paninggaran. Khususnya manggis merupakan komoditi unggulan, bahkan asarnya sudah menembus pasar ekspor ke negara Asia lainnya.

Teknis budaya rata-rata tanaman buah-buahan masih sederhana. Luas tanaman buah-buahan tahun 2010 mencapai :

·       Sirsak             =      175 pohon, produksi   =     48            kwintal
·         Mangga         =   2.683 pohon, produksi   =   845            kwintal
·         Rambutan     =      361 pohon, produksi   =   174            kwintal
·         Jeruk              =   1.249 pohon, produksi   =     18            kwintal
·         Durian             =   1.378 pohon, produksi   =     50            kwintal
·         Jambu air      =        20 pohon, produksi   =       4             kwintal
·         Jambu biji      =      710 pohon, produksi   =      87           kwintal
·         Pepaya          =      245 pohon, produksi   =      24           kwintal
·         Pisang           = 17.017 rumpun, produksi = 2.672          kwintal
·         Salak              =   1.300 pohon, produksi   =      19           kwintal
·         Nangka          =   2.002 pohon, produksi   =    912           buah
·         Melinjo           =   3.878 pohon, produksi   =    340           kwintal
·         Sukun            =      175 pohon, produksi   =    171           kwintal
·         Manggis         =   1.650 pohon, produksi   =  1650          kwintal
·         Pete                =      768 pohon, produksi   =      50           kwintal

Tanaman Perkebunan

a.    Tanaman Teh
Luas tanaman teh mencapai + 492,55 Ha, produksi rata-rata perhektar pertahun 3,5 – 5 ton pucuk basah.
Sejak tahun 1999 gairah petani teh menurun karena rendahnya harga pucuk teh, sampai tahun 2010 sudah ada tanda-tanda harga membaik dari  harga pucuk teh Rp 500 ,-perkilogram di tahun 2006 menjadi Rp 1.100,- di tahun 2010.

Tanaman Kopi
Luas tanaman kopi mencapai 158,73 Ha, produksi rata-rata 5 – 8 kwintal ose kering perhektar pertahun, jenis yang ditanam adalah Robusta, Arabika, BP42, dan jenis lokal lainnya.
Teknis budidaya seperti penangkaran, peremajaan serta pemupukan belum diupayakan dengan baik.

Tanaman Cengkih
Luas tanaman cengkih mencapai 286,67 Ha, umur rata-rata pohon cengkih di atas 20 tahun, produksi rata-rata perpohon 10 – 30 kilogram cengkih basah.
Pada dekade 1980-an harga cengkih merosot hingga mencapai penurunan 40% sehingga banyak petani cengkih yang menebang tanamannya, tetapi sampai saat ini di tahun 2010 harga cengkih mulai menunjukkan perbaikan sehingga upaya-upaya pemeliharaan mulai dilaksanakan.

Tanaman Perkebunan lainnya
Tanaman perkebunan lainnya seperti kelapa, empon-empon (jahe, kamijoro, kunyit dan lain-lain) cukup potensial namun belum dibudidayakan secara intensif mengingat kurangnya daya dukung lembaga pemerintah maupun pihak swasta dalam upaya pengembangan tanaman jenis ini.


Previous
Next Post »