REVOLUSI MENTAL PETANI ATAU JAMINAN UNTUK PETANI


Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sutrisno Iwantono berpendapat, Indonesia saat ini bisa dikatakan tengah kekurangan produksi pangan sehingga impor terus naik. Kesejahteraan petani pun tertinggal dibandingkan pekerja di sektor lain seperti industri dan jasa. Tahun lalu misalnya, impor pangan periode Januari-Oktober mencapai US$ 7,73 miliar. Produk pangan impor yang utama antara lain beras, terigu, kedelai, kacang hijau, jagung, daging, ikan, buah-buahan, bawang, cabai, singkong, sampai garam.
 

Menurut iwan gagasan revolusi mental sangat relevan untuk mendukung sektor pertanian. Ini karena sebagian besar petani masih kurang dalam pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Revolusi mental intinya adalah melakukan perubahan secara revolusioner terhadap perilaku manusia. Di sektor pertanian masalah utama memang SDM kita kurang dalam hal pendidikan, keterampilan, dan kreativitas. "Revolusi mental intinya adalah melakukan perubahan secara revolusioner terhadap prilaku manusia” .



Menurut Hemat saya revolusi mental memang sepertinya menjadi gagasan yang baik, akan tetapi untuk saat ini yang diperlukan selain revolusi mental petani adalah terkait jaminan terhadap petani, ini yang perlu diutama sekali “ cotoh kasus, generasi muda berbondong-bondong ingin menjadi PNS, berbagai macam cara dilakukan agar diterima menjadi PNS”? pertanya ada apa dengan PNS?. Kembali ke topik mengapa generasi muda tidak ingin menjadi petani? Ini lah yang menjadi persoalan regenerasi petani saat ini lemah, penyerapan inovasi, teknologi, akhirnya pun menjadi tidak bisa optimal karena SDM yang kurang memadai, anak petani memilih untuk berkecimbung dibidang lainya. Solusinya harus ada nilai tawar oleh pemerintah, baik itu berupa jaminan kesejahteraan maupun  bentuk lainya yang dirasa  ini menjadi sebuah daya tarik agar sektor pertanian “petani” diminati banyak kalangan karena menjadi sektor yang menjanjikan.

Perlu disadari pula bahwa masyarakat Indonesia sangat konsumtif, namun memiliki rasa daya tarik terhadap sesuatu cukup besar jika hal tersebut dirasa memiliki prospek yang cukup menjanjikan. "Kampanye"  orang yang tidak dikenal tiba-tiba muncul pun bisa tenar, terkenal, dan disukai gara-gara sering ikut kampanye pencitraan, bahkan terpilih menjadi anggota dewan, apalagi jika kampanye pertanian juga dilakukan, sebagai sektor yang menjanjikan pula, dan pada realitasnya memang diperlukan apa jadinya nanti. Mengkapanyekan sektor pertanian itu sangat perlu juga dilakukan oleh pemerintah, agar generasi muda terbagun, dan agar generasi tua “para petani” bangga, dulu menjadi petani memang tidak dihargai, namun sekarang menjadi petani setara menjadi PNS bahkan lebih.


Previous
Next Post »